✔ Puisi

Puisi-Puisi Eko Hendri Saiful

Tabloid Seputar Ponorogo, edisi 24, 19-24 Juni 2012
Arum untuk Ayahku

Kuucap dikala hening bersetubuh dengan anganku
seperti mata sepasang pengantin
atau tatapan  rindu di malam pertama
waktu malam hampir memencar, menunggu purnama bersenggama
akupun tertidur dipangkauan ayahku

Aku mengerti
Betapa dalam dalam ruang kesempitan
Aku menangis
Mengingat ayahku yang tersenyum rindu
kini ia mengapung di tengah telaga
menunggu datangnya angin mengundang badai
tak lebih seorang anak
mengejarnya dengan dayung permata
menyiram arum di tubuh ayahku
Hingga ia berkata ’’aku ayahmu, dan engkau anakku’’

Tajuk, 27 Maret 2012


Senja Kian Mengapung

keremajaanmu membuat ku tertegun
lalu khusuk memandangi kening polosmu
sutra  lembuat berakhir di setiap tatapan
bermula keteduhan, rindu itu

senja mengapung
bersampan dari pulau  tiga dayung
mulut buaya  menganga menantang di samping kangkung
menunggu aku dan engkau masuk mulutnya

gua pertapa, titisan gua hiro
seperti tangan kanan sang nabi
setetes air mata bercerita di alam mmpi
tentang cinta, tentang hati, dan tentang kita
tentang nadi lelaki terjajah

Tajuk, 27 Maret 2012



Lelaki Terjajah

bagi seorang lelaki yang lahir dizaman kolonial
janganlah engkau menjelma menjadi lelaki  modern
sebab kebebasanmu ialah segelintir kepalsuan
sebab engkau kawanan kijang terancam panah
kakimu tertakdir lahirnya darah

______________
Eko Hendri Saiful, esais, cerpenis, dan tukang sapu di Rumah Motivasi ‘’Spectrum’’ Ponorogo, Indonesia.

Posting Komentar

Berkomentarlah yg baik

Posting Lebih Baru Posting Lama