Dampak Pencemaran Lingkungan
Terhadap Kesehatan
Lina Taringan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatra Utara
I.
PENDAHULUAN
Pengetahuan
tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar dapat
menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa ini
lingkungan hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia umumnya.
Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat
yang ditimbulkan dan kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada
penumpukan sampah dikota maka permasalahan ini diselesaikan dengan cara
mengangkut dan membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota, maka hal ini
tidak memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan permasalahan seperti
pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau yang
merusak, pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita interaksi
antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita kesehatan.
Interaksi
manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan
terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya. Hal ini
membutuhkan daya dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Masalah
lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah lingkungan hidup
bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh negara-negara maju
ataupun negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah sudah
merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.
Keadaan
ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang hubungan
antara jenis lingkungan ini sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
Masalah
lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan pembangunan
terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak negatif merugikan
masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah merupakan masalah yang komplek dan
harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan multidisipliner.
Industrialisasi
merupakan conditio sine quanon keberhasilan pembangunan untuk memacu laju
pertumbuhan ekonomi, akan tetapi industrialisasi juga mengandung resiko
lingkungan. Oleh karena itu munculnya aktivitas industri disuatu kawasan
mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah dampak
negatif limbahnya yang diantisipasikan mengganggu kesehatan lingkungan.
II.
LINKUNGAN DAN KESEHATAN
Kemampuan
manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung
sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu
membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat.
e-USU Repository ©2004
Universitas Sumatera Utara 1
Sebaliknya,
masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup
sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup
tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang
diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya
tadi.
Dengan
demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya sosial ekonomi.
WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik,
mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.
Dalam
Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,
Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),
rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata
kesehatan.
Masyarakat
adalah terdiri dari individu-individu manusia yang merupakan makhluk biologis
dan makhluk sosial didalam suatu lingkungan hidup (biosfir). Sehingga untuk
memahami masyarakat perlu mempelajari kehidupan biologis bentuk interaksi
sosial dan lingkungan hidup.
Dengan demikian
permasalahan kesehatan masyarakat merupakan hal yang kompleks dan usaha
pemecahan masalah kesehatan masyarakat merupakan upaya menghilangkan
penyebab-penyebab secara rasional, sistematis dan berkelanjutan.
Pada pelaksanan
analisis dampak lingkungan maka kaitan antara lingkungan dengan kesehatan dapat
dikaji secara terpadu artinya bagaimana pertimbangan kesehatan masyarakat dapat
dipadukan kedalam analisis lingkungan untuk kebijakan dalam pelaksnaan
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan lingkungan
hidupnya lebih baik, walaupun aktivitas manusia membuat rona lingkungan menjadi
rusak.
Hal ini tidak
dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. Dari studi tentang kesehatan lingkungan tersirat informasi bahwa
status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh faktor hereditas, nutrisi,
pelayanan kesehatan, perilaku dan lengkungan.
Menurut
paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor itu lingkungan mempunyai
pengaruh dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial,
linkungan rekreasi, lingkungan kerja.
Keadaan kesehatan
lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian,
karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:
Peledakan
penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah, pembuangan air limbah
penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan,
ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak
lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah
penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani. Masalah
pemukiman sangat penting diperhatikan.
Pada saat ini
pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama
bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik
ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan
sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk
pembangunan asap dapur.
e-USU Repository ©2004
Universitas Sumatera Utara 2
Perilaku
pola makanan juga mengubah pola penyakit yang timbul dimasyarakat. Gizi
masyarakat yang sering menjadi topik pembicaraan kita kekurangan karbohidrat,
kekurangan protein, kekurangan vitamin A dan kekurangan Iodium. Di Indonesia
sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan kekurangan gizi.
Ada
yang kekurangan kuantitas makanan saja (Maramus), tapi seringkali juga kualitas
kurang (Kwashiorkor). Sebagian besar penyakit yang didapat berhubungan dengan
kekurangan gizi terutama terdap[at pada anak-anak.
Industrialisasi
pada saat ini akan menimbulkan masalah yang baru, kalau tidak dengan segera
ditanggulangi saat ini dengan cepat. Lingkungan industri merupakan salah satu
contoh lingkungan kerja. Walaupun seorang karyawan hanya menggunakan sepertiga
dari waktu hariannya untuk melakukan pekerjaan di lingkungan industri, tetapi
pemaparan dirinya di lingkungan itu memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan
dengan resiko trauma fisik gangguan kesehatan morbiditas, disabilitas dan
mortalitas.
Dari studi yang
pernah dilakukan di Amerika Serikat oleh The National Institute of Occupational
Safety and Health pada tahun 1997 terungkap bahwa satu dari empat karyawan yang
bekerja di lingkungan industri tersedia pada bahan beracun dan kanker. Lebih
dari 20.000.000 karyawan yang bekerja di lingkungan industri setiap harinya
menggarap bahan-bahan yang diketahui mempunyai resiko untuk menimbulkan kanker,
penyakit paru, hipertensi dan gangguan metabolisme lain.
Paling
sedikit ada 390.000 kasus gangguan kefaalan yang terinduksi oleh dampak negatif
lingkungan industri dan100.000 kematian karena sebab okupasional dilaporkan
setiap tahun.
Indonesia saat
ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju
ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan
jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka
kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi.
Jumlah penduduk
terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya pikir manusia, maka manusia
mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja lebih cepat dan efisien si dari
tenaga manusia. Peristiwa ini mulai dikenal dengan penemuan mesin uap oleh
James Waat. Fase industri ini menimbulkan dampak yang sangat menyolok selain
kemakmuran yang diperoleh juga exploitasi tenaga kerja, kecelakaan kerja,
pencemaran lenigkungan, penyakit, wabah.
Pencemaran udara
yang disebabkan industri dapat menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan
oksigen dan tidak mampu melepas CO2disebabkan gas beracun besar konsentrasinya
dedalam atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4. Kekurangan ini bersifat
akurat dan keracunan bersifat sistemik penyebab adalah timah hitam,
Cadmium,Flour dan insektisida .
Pengaruh
air terhadap kesehatan dapat menyebabkan penyakit menular dan tidak menular.
Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam
terjadinya penyakit dan wabah. Lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit
penyakit umpama penyakit malaria karena udara jelek dan tinggal disekitar
rawa-rawa. Orang beranggapan bahwa penyakit malaria terjadi karena tinggal pada
rawa-rawa padahal nyamuk yang bersarang di rawa menyebabkan penyakit malaria.
Dipandang dari
e-USU Repository ©2004
Universitas Sumatera Utara 3
segi lingkungan kesehatan, penyakit
terjadi karena interaksi antara manusia dan lingkungan.
Manusia
memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil
dari lingkungannya. Akan tetapi proses interaksi manusia dan lingkungannya ini
tidak selalu mendapat untuk, kadang-kadang merugikan.
Begitu
juga apabila makanan atau minuman mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan.
Zat tersebut dapat berupa racun asli ataupun kontamunasi dengan mikroba patogen
atau atau bahan kimia sehingga terjadinya penyakit atau keracunan. Hal ini
merupakan hubungan timbal balik antara aktivitas manusia dengan lingkungannya.
Jadi dialam ini
terdapat faktor yang menguntungkan manusia (eugenik) dan yang merugikan
(disgenik). Usaha-usaha dibidang kesehatan lingkungan ditujukan untuk
meningkatkan daya guna faktor eugenik dan mengurangi peran atau mengendalikan
faktor disgenik. Secara naluriah manusia memang tidak dapat menerima kehadiran
faktor disgenik didalam lingkungan hidupnya, oleh karena itu kita selalu
berusaha memperbaiki keadaan sekitarnya sesuai dengan kemampuannya.
Sejalan dengan
perkembangan ilmu dan tehnologi, lingkungan hidup akan berubah pula
kualitasnya. Perubahan kualitas lingkungan akan selalu terjadi sehingga
lingkungan selalu berada dalam keadaan dinamis. Hal ini disertai dengan
meningkatnya pertumbuhan industri disegala bidang. Perubahan kualitas
lingkungan yang cepat ini merupakan tantangan bagi manusia untuk menjaga fungsi
lingkungan hidup agar tetap normal sehingga daya dukung kelangsungan hidup di
bumi ini tetap lestari dan kesehatan masyarakat tetap terjamin.
Oleh karenanya
perlu ditumbuhkan strategi baru untuk dapat meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat yakni setiap aktivitas harus:
a. Didasarkan
atas kebutuhan manusia.
b. Ditujukan
pada kehendak masyarakat.
c. Direncanakan
oleh semua pihak yang berkepentingan.
d. Didasarkan
atas prinsip-prinsip ilmiah.
e. Dilaksanakan
secara manusiawi.
Pada analisis
dampak lingkungan yang merupakan pengkajian akan kemungkinan timbulnya
perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan/proyek. Perubahan-perubahan
lingkungan yang mencakup komponen biofisik dan sosio ekonomi dan melibatkan
komponen dampak kesehatan masyarakat yang berada disekitar proyek.
III.
PENGARUH TIDAK LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN
Pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan ada dua cara positif dan negatif. Pengaruh
positif, karena didapat elemen yang menguntungkan hidup manusia seperti bahan
makanan, sumber daya hayati yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraannya
seperti bahan baku untuk papan, pangan, sandang, industi, mikroba dan serangga
yang berguna dan lain-lainnya. Adapula elemen yang merugikan seperti mikroba
patogen, hewan dan tanaman beracun, hewan berbahaya secara fisik, vektor
penyakit dan reservoir penyebab dan penyebar penyakit.
Secara
tidak langsung pengaruhnya disebabkan elemen-elemen didalam biosfir banyak
dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya. Semakin sejahtera
manusia, diharapkan semakin naik pula derajat kesehatannya. Dalam hal ini,
lingkungan
e-USU Repository ©2004
Universitas Sumatera Utara 4
digunakan sebagai sumber bahan mentah
untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan,
papan, pangan, fermentasi dan lain-lainnya.
IV.
PENGARUH LANGSUNG TERHADAP KESEHATAN
Pengaruh
langsung terhadap kesehatan disebabkan:
a. Manusia
membutuhkan sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni makanan.
Makanan yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di dunia
disamping masalah distribusi.
b. Adanya elemen
yang langsung membahayakan kesehatan secara fisik seperti beruang, harimau,
ular dan lain-lain.
c. Adanya elemen
mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini
digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus, ricketssia, bakteri,
protozoa, fungi dan metazoa.
d. Adanya vektor
yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent penyakit.
Vektor penyakit yang memegang peranan
penting dalam penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.
V.
PENUTUP
Lingkungan yang
perlu dilestarikan supaya diperoleh keadaan yang seimbang antara manusia.
Begitu banyak dampak yang ditimbulkan jika kita tidak memperhatikan
keseimbangan alam yang digunakan sebagai tempat kehidupan.
Dampak
negatif yang muncul berupa penyakit yang merugikan pada manusia seperti
penyakit pernafasan, diare, kholera, thyphus, dysentri, polio, ascariasis dan
lain-lain.
Dampak
positif lingkungan terhadap kesehatan memperoleh sumber energi untuk kebutuhan
hidup. Untuk pencegahan penyakit perlu dilakukan sanitasi terhadap lingkungan
air, udara dan tanah, khususnya pengelolaan air minum dan air buangan secara
terpadu.
DAFTAR
PUSTAKA
Ehlers, viktor
M.. Steel, Ernest W., 1969, Municipal and Rural Sanitation, McGraw-Hill Book
Co., New York.
Manahan, Stanley
E.. 1972, Environmental Chemistry, Willard Grant Press, Boston.
Juli Soemirat
Slamet. 1996, Kesehatan lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Peraturan
Menteri Kesehatan R.I. No.
416/MENKES/PER/PER/IX/1990
Tentang Syarat-syarat dan pengawasan air minum, Jakarta.
Suratno, F..
1990, Analisis mengenai dampak lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
e-USU
Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara 5
Posting Komentar
Berkomentarlah yg baik